Memuji diri sendiri dan memfitnah orang lain, ini merupakan kesalahan yang paling mudah dilakukan oleh setiap orang, selalu merasa diri sendiri lebih hebat daripada orang lain, hati pongah dan dengki pun muncul.
Patut diketahui bahwa hati pongah dan dengki dapat memusnahkan Buddha Dharma. Berapa banyak orang yang merasa diri sendiri telah menyebarluaskan Buddha Dharma, namun di sisi lainnya dia juga sedang memfitnah dan merintangi orang lain, maka itu dalam melatih diri, kesalahan selalu mengimbangi jasa sehingga impas, meskipun sepanjang hayat giat belajar, namun akhirnya tidak ada prestasi yang bisa ditunjukkan, masih harus menerima balasan karma buruk.
Karma baik ada balasan baiknya, karma buruk ada balasan buruknya, Hukum Sebab Akibat tidak pernah meleset, anda takkan berdaya lolos darinya. Terutama era kita sekarang ini, asalkan anda amati dengan seksama, maka anda akan menemukannya.
Setelah anda melihat kenyataan ini, hati yang mawas diri segera bangkit keluar, saya harus meraih keberhasilan, saya tidak boleh melakukan kesalahan, jika saya selalu melakukan kesalahan, maka seumur hidup saya pasti tidak dapat meraih keberhasilan.
Sepanjang hayat melakukan pekerjaan menyebarluaskan dan melindungi Buddha Dharma, namun akhirnya malah jatuh ke alam penderitaan. Hanya saja siksaan yang dijalani lebih ringan sedikit, namun tetap harus menerima balasannya.
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 September 2011
『無得毀失』,這個毀裡頭最怕的是自讚毀他,這是一切眾生很容易犯的過失,總以為自己比別人強,傲慢心生起來了,嫉妒心生起來了。要知道,傲慢、嫉妒是毀佛法,是在滅佛法,這一點要知道。多少人,我在護持、我在弘揚,但是也在毀謗、也在障礙,所以我們的修行往往變成什麼?功過抵消掉了,學了一輩子,到最後沒有成績可言,所以還要受業報。善有善果,惡有惡報,業因果報絲毫不爽,你沒辦法逃過。特別是在我們這一代,隨時隨地你只要細心,你能看見。到你看見了,警惕的心就生起來,我要有成就,我不能犯這個過失,我要常常犯這個過失,自己這一生當中決定不能成就,弘護幹了一輩子,還要到惡道。到惡道裡頭比較好一點,你今天學佛,墮到惡道受的罪比較輕一點,不能不受。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第五八六集) 2011/9/9 香港佛陀教育協會 檔名:02-039-0586
Cobalah renungkan kembali kisah Devadatta, ketika Buddha Sakyamuni membabarkan Dharma di dunia ini, Devadatta adalah saudara sepupu Buddha Sakyamuni.
Devadatta mengikuti jejak Buddha Sakyamuni meninggalkan keduniawian, melihat Sang Buddha mendapat penghormatan dari banyak orang, di hati Devadatta timbul iri hati, berharap suatu hari nanti dirinya dapat menggantikan sosok Buddha Sakyamuni.
Maka itu Devadatta mulai memberi ceramah, tidak sedikit pula pengikutnya, dalam ceramahnya dia mulai memfitnah Buddha Sakyamuni, ingin mendirikan Sangha tandingan, melontarkan kritikan terhadap Buddha Sakyamuni, ini namanya menentang Guru sendiri, melawan ajaran.
Bahkan berniat mencelakai Buddha Sakyamuni, ingin membunuh Sang Buddha. Di dalam Pancanantariya Karma, salah satu butirnya adalah melukai Buddha.
Sang Buddha bersama para siswaNya adalah sebuah organisasi yang dinamakan Sangha, Mereka melatih diri di hutan. Setiap pagi Mereka akan mendatangi dusun atau kota untuk berpindapatra, jalanan mana yang biasanya ditempuh oleh Buddha Sakyamuni, Devadatta sudah menghafalnya, kebetulan akan melewati sebuah tebing, maka itu di atas bukit, Devadatta mempersiapkan sebongkah batu yang besar.
Ketika Sang Buddha berpindapatra dan melewati jalanan terjal tersebut, Devadatta mendorong batu besar tersebut ke bawah, hampir mengenai Sang Buddha.
Namun pahala Buddha amatlah besar, ada Dewa Pelindung Dharma yang melindungiNya, ketika batu besar menggelinding jatuh, Bodhisattva Skanda menghancurkan batu besar tersebut, namun pecahan batu tersebut mengenai kaki Buddha dan mengeluarkan darah, inilah yang disebut melukai Buddha, salah sebutir dari Pancanantariya Karma.
Ini adalah tindakan membunuh guru, apa sebabnya? Mendengki, ingin mengganti sosok Sang Guru, sedemikian besar dosa yang diperbuatnya. Maka itu Buddha Sakyamuni menjelaskan kepada para siswaNya, Devadatta setelah meninggal dunia jatuh ke Neraka Avici, pelaku Pancanantariya Karma jatuh ke Neraka Avici.
Pancanantariya Karma terdiri dari lima butir, yang pertama adalah membunuh ayah, yang kedua adalah membunuh ibu. Yang ketiga adalah membunuh Arahat, Arahat mewakili guru. Yang keempat adalah melukai Buddha, hal ini mewakili tindakan merusak reputasi Ajaran Buddha.
Yang kelima adalah memecah belah Sangha, sebuah organisasi Sangha yang melatih diri sesuai dengan Dharma, anda sengaja melakukan tindakan menghasut sehingga merusak keharmonisan di dalamnya, alhasil mereka saling curiga mencurigai, umat pun tidak sudi masuk ke dalam Vihara tersebut.
Pancanantariya Karma lebih berat daripada Sepuluh Kejahatan, akibat dari melakukan Sepuluh Kejahatan adalah jatuh ke Neraka, tetapi akibat dari melakukan Pancanantariya Karma adalah jatuh ke Neraka Avici.
Apakah Pancanantariya Karma mudah dilanggar? Sangat mudah dilanggar. Maka itu kita harus belajar Dharma dengan bersungguh-sungguh, jangan sampai ada niat terselubung yang mengutamakan kepentingan diri sendiri, jangan ada keserakahan, kebencian, kedunguan, keangkuhan, jangan ada iri hati dan mencelakai orang lain, barulah anda takkan mundur dari Dharma Sejati.
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 9 September 2011
Pancanantariya Karma dan Sepuluh Kejahatan baca di :
http://daunbodhi.blogspot.com/2017/09/pancanantariya-karma-dan-sepuluh.html
想一想提婆達多,釋迦牟尼佛在世,他跟釋迦牟尼佛是堂兄弟。跟佛出家,有一個不善的念頭,看到佛受到許許多多人尊敬,他嫉妒心生起來,總想自己有一天能夠取而代之。自己也講經說法,也有不少徒眾跟他,他講經毀謗釋迦牟尼佛,標新立異,批評釋迦牟尼佛,這就是違背本師,離經叛道。還想害釋迦牟尼佛,置釋迦牟尼佛於死地。五逆罪裡頭有一個出佛身血,就是提婆達多這個故事。世尊他們這個團體是住在野外山林裡頭,樹下一宿。每一天到聚落,就是我們講鄉鎮、城市去托缽,他所走的那個路線提婆達多很熟,恰好他要通過一個岩石峭壁,要通過這個地方。所以提婆達多就在山頂上準備一塊很大的石頭,佛托缽從山下經過,他把石頭推下去,想把佛砸死。佛的福報大,有護法神保護,石頭推下的時候,韋馱菩薩在空中用金剛杵接住,石頭就碎了,碎的碎片砸到釋迦牟尼佛的腳背,流血了,就留了個傷口,出佛身血,五逆罪之一。這是想謀害老師,出於什麼原因?出於嫉妒障礙,想取而代之,造這麼重的罪。所以佛就跟大家解釋清楚,死了之後墮無間地獄,阿鼻地獄,阿鼻是梵語,就是無間地獄。五種罪業墮這個地獄。五種罪業,頭一個殺母親,第二個殺父親,第三個殺阿羅漢,阿羅漢代表老師;第四個出佛身血,這個代表什麼?滅佛法;第五個破和合僧,一個很好、很如法的修行團體,你造謠生事把它破壞,讓大眾對它生起懷疑,不再進入它的道場。這五種叫五逆罪,比十惡還要嚴重,十惡墮地獄,這個五逆墮無間地獄。容不容易犯?很容易犯。所以我們要認真學習,決定沒有私心,沒有貪瞋痴慢,沒有嫉妒傷害,你才能夠永遠不退轉於正法。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第五八六集) 2011/9/9 香港佛陀教育協會 檔名:02-039-0586