Tempo dulu ketika saya berada di Taiwan, pernah ketemu dengan seorang dosen muda yang juga seorang praktisi Buddhis, apakah dia berniat terlahir ke Alam Sukhavati? Tidak berminat, apa alasannya? Di Alam Sukhavati tidak ada kaum hawanya, makanya dia tidak berkeinginan ke sana. Dia malah berkeinginan lahir ke Alam Dewa (Surga), yang ada Dewa dan Dewi-nya.
Orang tipe begini betul-betul tidak tahu menikmati kebahagiaan dari menuntut ilmu, insan zaman dulu berkata “Kebahagiaan dari menuntut ilmu adalah tak berujung”, dia tidak memahaminya, dia tidak pernah mencicipi sukacita ini.
Kebahagiaan dari belajar Dharma adalah mengalir dari jiwa sejati. Di dalam “Lun Yu (Analek Konfusius)”, kalimat pembukanya adalah “Konfusius berkata : Ketika teori yang dipelajari dapat diterapkan dalam kehidupan keseharian, alangkah bahagianya".
Kebahagiaan ini mengalir dari dalam batin, bukan diperoleh dari luar. Kesenangan duniawi yang dikejar manusia adalah berasal dari luar diri, contohnya menyanyi, menari, inilah yang mereka anggap sebagai hal yang menggembirakan.
Saya selalu menggambarkan kesenangan duniawi itu ibarat mengonsumsi narkoba, menyuntik morfin, pengorbanan yang dibayar akan sangat mahal sekali, tidak ada manfaatnya bagi fisik dan mental, merusak kesehatan diri sendiri.
Sedangkan kebahagiaan dari belajar Dharma adalah mengalir dari dalam batin, merupakan nutrisi bagi jiwa dan raga, sehingga anda akan sehat baik secara lahiriah maupun batiniah.
Kebahagiaan ini hanya dapat dinikmati oleh insan yang memiliki kebijaksanaan, sebaliknya orang yang tidak punya kebijaksanaan tidak dapat mencicipi sukacita ini. Orang-orang yang tidak dapat mencicipi kebahagiaan ini, menganggap bahwa Alam Sukhavati tak sebanding dengan Alam Dewa (Surga).
Demikianlah dia membeda-bedakan dan tidak berminat terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, dia tidak tahu bahwa masa hidup di Alam Dewa juga ada batasnya, Dewa pun bisa mati, setelah mati masih harus menjalani proses tumimbal lahir.
Pahala surgawi sudah habis dinikmati, setelah meninggal dunia, karma buruk pun berbuah, jatuh ke tiga alam penderitaan. Maka itu Alam Dewa bukanlah kebahagiaan sempurna.
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 Agustus 2011
Lima tanda kematian Dewa (Ceramah Master Chin Kung) :
https://daunbodhi.blogspot.com/2019/05/lima-tanda-kematian-dewa-ceramah-master.html
Lima tanda kematian Dewa (Ceramah Master Hsuan Hua) :
https://daunbodhi.blogspot.com/2019/05/lima-tanda-kematian-dewa-ceramah-master_17.html
我過去在台灣遇到一個年輕的教授,大學教授,也聞到佛法了,他求不求生淨土?不去。為什麼不去?西方極樂世界沒有女人,我不去。他不去,上天上他很願意去,肯定願意去。那個讀書之樂他沒有享受到,古人有所謂「讀書之樂,樂無窮」,他沒有體會到,他享受不到。求學讀書的樂,那個樂是從自性裡頭流出來的。《論語》頭一句話,孔子說的,「子曰:學而時習之,不亦說乎」。那個悅是喜悅,是從內心裡頭往外流的喜悅,不是從外頭來的。世間人講樂都是外面的刺激,唱歌、跳舞,以這個為很樂事。那種樂我有個形容,我常常說,像吸毒、打嗎啡那種樂,要付出慘痛的代價,於身心都不利,破壞你的健康。讀書之樂是從內心裡頭發出來的,那是養分,對你身心有大利益。這個樂是有智慧的人享受的,沒有智慧的人享受不到這個樂。所以這些人認為西方不如天道。「如是虛妄分別」,他就「不求生淨土」。他「不知修善之福,雖得生天」,可是天壽命有限,雖然壽命長,他還是有限,時間到了他還是要死,死了以後還是要搞輪迴。你的福報在天上享盡,福沒有了,天上死了之後,你的惡業現前,惡報也現前,天上死了以後沒辦法再生天,往下墮落,這個苦。所以天上不是究竟樂。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第五五八集) 2011/8/25 香港佛陀教育協會 檔名:02-039-0558
Di dalam Sutra Usia Tanpa Batas Bab 41 disebutkan bahwa :
Terhadap orang-orang yang tidak berminat terlahir ke Alam Sukhavati, Bodhisattva Maitreya mengatakannya sebagai berikut, “Bila tidak membangkitkan tekad untuk terlahir ke Alam Sukhavati, bagaimana mungkin bisa terbebas dari tumimbal lahir?”
Ucapan Bodhisattva Maitreya mengandung dua jenis makna, Upasaka Huang Nian-zu menjelaskannya sebagai berikut, “Yang pertama, ditujukan kepada orang-orang yang menganggap kebahagiaan Alam Sukhavati tak sebanding dengan Alam Surga”.
Apa yang dikerjakan di Alam Dewa (Surga)? Berhura-hura. Sementara di Alam Sukhavati tiap hari harus ke sekolah, menjadi murid, Buddha Amitabha tiap hari membabarkan Dharma, kita tiap hari menuntut ilmu di sana, makanya dia merasa lebih enak di Alam Dewa, bisa menikmati kesenangan dan berhura-hura.
Makna yang kedua, “Ditujukan kepada praktisi metode lainnya”, sepanjang sejarah Tiongkok, Buddha Dharma berkembang menjadi delapan aliran Mahayana dan dua aliran Theravada. Meskipun tekun melatih diri, namun dia tidak berniat terlahir ke Alam Sukhavati.
“Karena tidak sudi menempatkan Tanah Suci Buddha Amitabha sebagai tempat berpulang, ingin mengandalkan kekuatan sendiri”, diri sendiri giat melatih sila samadhi prajna, melenyapkan kekotoran batin, mengembangkan kebijaksanaan, meningkatkan kualitas batin diri sendiri, inilah jalan yang ditempuh.
“Akibatnya sulit dalam satu masa kehidupan ini mengakhiri samsara”. Lantas siapa yang mampu pada satu masa kehidupan ini mengakhiri samsara? Arahat barulah mampu mewujudkannya, sedangkan di dalam Mazhab Mahayana, Bodhisattva tingkatan Keyakinan ke-7 dari “Sepuluh tingkatan keyakinan” yang mampu mewujudkannya, Dia telah melampaui enam alam tumimbal lahir, inilah yang dimaksud dengan mengakhiri samsara, tanpa kemampuan ini, masih harus berputar di dalam lingkaran tumimbal lahir.
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 25 Agustus 2011
Delapan Aliran Mahayana Yang Berkembang di Tiongkok Sepanjang Sejarah :
http://daunbodhi.blogspot.com/2015/11/delapan-aliran-mahayana-yang-berkembang.html
Tingkatan Bodhisattva :
http://daunbodhi.blogspot.com/2018/11/tingkatan-bodhisattva.html
對於這一類人,彌勒菩薩後頭這句說得好,「不求佛剎,何免輪迴」。
彌勒菩薩這個話有兩個意思,念老在此地告訴我們,「其一者,專指如上之人,妄謂西方之樂不如天界」。認為什麼?西方的快樂比不上天上。看看佛經,我們用客觀的方法來觀察,是比不上天上。天上什麼?吃喝玩樂,西方世界天天上課,西方是做學生,阿彌陀佛天天講經,天天上課,好像沒有那個吃喝玩樂好,比不上。從這裡來觀察,真的。
「其二者」,這第二個意思,「泛指各宗行人」,佛教大乘八個宗,小乘兩個宗,「雖能精進修持」,但是他也不願意求生淨土,「但不以彌陀淨土為歸宿,專仗自力」,自己勤修戒定慧,斷煩惱、長智慧,提升自己的靈性,走這條路子,「則難於現在生中坐斷生死」。坐斷是什麼?在這一生當中把生死問題解決了,這叫坐斷生死。什麼人?阿羅漢才能做到,在大乘教裡面,十信菩薩七信位的菩薩做到了,他超越六道輪迴,這叫坐斷生死,沒有這個能力仍舊要搞生死輪迴。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第五五八集) 2011/8/25 香港佛陀教育協會 檔名:02-039-0558