Buddha
Sakyamuni membabarkan Dharma menuruti kemampuan penerimaan masing-masing
pendengarnya, maka itu materi yang disampaikan oleh Sang Buddha juga tidak
serupa. Seperti dokter yang mengobati penyakit pasien, dia harus membuka resep
obat yang sesuai dengan jenis penyakit yang diderita pasiennya.
Kita
tidak dapat memahami secara keseluruhan makna dari Dharma yang dibabarkan oleh
Sang Buddha. Di dalam “Gatha Pembukaan Sutra” tercantum : “Semoga memahami
makna sebenarnya dari sutra yang dibabarkan Tathagata”.
Orang
awam memiliki tabiat yang sangat berat, hendak melakukan penelitian, harus
mencari buktinya, apakah sikap ini tepat atau tidak? Tidak bisa dikatakan tidak
tepat, juga tidak bisa dikatakan tepat. Apa alasannya? Terlampau melekat malah
berubah jadi rintangan, yang terlampau itu setelah diurai malah akan gampang
jadi tercerahkan.
Zhuge
Liang dalam membaca buku, takkan memaksakan diri untuk mencari pemahaman sampai
sedetail-detailnya, hanya perlu memahami maknanya secara garis besar, beginilah
cara dia belajar.
Ada
orang yang setelah membaca buku, harus memaksakan diri untuk mencari pemahaman
sampai sedetail-detailnya, harus mendapatkan penjelasan secara terperinci,
apakah dengan demikian dia sudah mengerti dengan jelas? Justru persoalannya
sangat besar.
Sampai
pada satu tahapan, diri sendiri mengira sudah memahami dengan jelas, dia akan
berhenti dan takkan melangkah maju lagi. Padahal jika maju lagi selangkah, maka
sungguh merupakan segala ilmu itu memiliki kedalaman yang tiada batasnya.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 4 Mei 2011
Gatha Pembukaan Sutra :
佛應機說法,聽眾根機不一樣,佛講的就不相同。像大夫治病一樣,他是什麼病得給他開什麼藥,「故未可拘於一格,死於句下」,我們就完全不能了解佛說法的意思。開經偈上說得好,「願解如來真實義」。凡夫習氣很重,要研究,要追根究柢,這個態度正不正確?不能說不正確,也不能說你完全正確。為什麼?過分的執著就變成障礙,大而化之反而容易開悟。諸葛亮讀書,不求甚解,只觀其大意,這是他讀書的方法。有人讀書的時候一定要追根到底,把它搞清楚、搞明白,他是不是真的清楚明白?問題很大。到一個階段自己以為搞清楚、搞明白,他就不能再往前進。如果再往前進,真的一切法其深無底。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第三九四集) 2011/5/4 香港佛陀教育協會 檔名:02-039-0394
Dalam
menuntut ilmu, bagi insan yang tahu cara belajar, tujuannya adalah guna
mencapai samadhi dan mengembangkan pencerahan, inilah yang disebut sebagai cara
belajar yang benar.
Sebaliknya
bagi orang yang memiliki kemelekatan yang kuat, justru merintangi dirinya untuk
mencapai samadhi, hati yang membeda-bedakan juga merupakan rintangan untuk
mencapai samadhi.
Jika
dapat menyingkirkan kemelekatan dan perbedaan, maka sangat mudah untuk memasuki
samadhi (pikiran terfokus). Orang zaman dulu menempatkan tujuan belajar adalah
untuk mengembangkan pencerahan, sebaliknya orang zaman sekarang menempatkan
tujuan belajar untuk memperkaya pengetahuan. Maka itu jalan yang ditempuh juga
tidaklah sama.
Insan
zaman dulu memiliki kebijaksanaan, orang sekarang hanya memiliki pengetahuan
semata, kaya pengetahuan tapi tidak punya kebijaksanaan.
Dibalik
kebijaksanaan terdapat pengetahuan, tetapi dibalik pengetahuan tidak terdapat
kebijaksanaan, mengapa demikian? Insan yang memiliki kebijaksanaan hatinya
adalah suci, sedangkan insan yang kaya ilmu, hatinya tidak stabil. Jadi
tidaklah sama.
Kebijaksanaan
dapat menyelesaikan masalah, takkan ada efek samping; ilmu pengetahuan dapat
menyelesaikan masalah tetapi menyisakan segudang persoalan di belakangnya,
sungguh mengerikan.
Zaman
dulu di Tiongkok, sosok yang memegang peranan penting merupakan insan yang
hatinya suci, sehingga mampu menggunakan kebijaksanaan dalam membuat keputusan,
maka itu setiap persoalan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat.
Sekarang
sudah tidak ada lagi, makanya masyarakat global jadi kacau, pekerjaan apapun
tidak dilakukan dengan baik. Buah pemikiran yang bagus, tetapi hasilnya malah
berubah, jauh dari harapan.
Sedangkan
dengan gagasan yang muncul dari kebijaksanaan, selamanya takkan mengalami
perubahan, inilah perbedaan antara kebijaksanaan dan pengetahuan.
Maka
itu kita belajar Ajaran Buddha mesti mengembangkan kebijaksanaan, harus
mencapai samadhi (konsentrasi). Dengan mengamalkan sila maka mencapai samadhi,
dengan tercapainya samadhi maka terbukalah kebijaksanaan.
Mengamalkan
sila adalah menaati peraturan, tidak boleh sembarangan bertindak, tidak boleh
menciptakan teori baru, mesti menuruti metode yang dibabarkan oleh Buddha dan Bodhisattva.
Metode ini digunakan oleh semua Buddha di sepuluh penjuru dari tiga masa untuk
meraih keberhasilan, yakni mencapai samadhi mengembangkan kebijaksanaan.
Kutipan Ceramah
Master Chin Kung 4 Mei 2011
任何一法,真正會學的、善學的是要得定、是要開智慧,這叫善學。堅固的執著障礙得定,分別也是障礙得定,能夠把分別執著放下就很容易入定。定中境界現前,好,因為那是現量境界,你親自看到,你親自接觸到,沒有一法不通達明瞭。古人求學重在開悟,今人求學重在廣學多聞,路子走得不一樣。古人有智慧,現在人有常識,有知識,有知識沒智慧,古人有智慧。智慧裡頭有知識,知識裡頭沒有智慧,為什麼?智慧的心是清淨的,知識的心是浮動的、浮躁的,不一樣。智慧能解決問題,沒有後遺症;知識解決問題後遺症一大堆,很可怕。中國古時候做大事業的人,心清淨,智慧決斷,所以這事情做得好、做得恰當。現在沒有,所以這社會亂,什麼事情都做不好。想得很好,結果做出來之後變樣子,這變質;智慧的處理永遠不會變,這是智慧跟知識的差別。所以我們學佛要學智慧,一定要得定慧,因戒得定,因定開慧。戒就是規矩,守規矩,不要亂來,不要標新立異,遵守古人、佛菩薩的老辦法。這個老辦法,十方三世一切諸佛就用這個方法成就的,得定開慧。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第三九四集) 2011/5/4 香港佛陀教育協會 檔名:02-039-0394