Thursday, August 6, 2020

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 2 Juni 2011 (Bgn 2)


Pada periode Revolusi Budaya (1966-1976) di Tiongkok, banyak Kuil Leluhur yang dihancurkan, buku silsilah keluarga dibakar, kami yang berada di luar negeri merasa begitu cemas!

 

Kuil Leluhur yang dihancurkan masih bisa dibangun kembali, tetapi buku silsilah keluarga yang dibakar, bagaimana bisa mencarinya kembali, tidak ada yang mengetahui asal muasal kita lagi.

 

Lantas apakah buku silsilah ini masih bisa ditemukan kembali? Selama belasan tahun ini, saya selalu mengkhawatirkan hal ini. Tahun 2005 saya pulang ke kampung halaman untuk melihat-lihat, sisa suku kami masih banyak, yang satu generasi dengan diriku saja masih ada lebih dari 30 orang, saya mencari tahu ke mana-mana, apakah buku silsilah keluarga kami masih ada?

 

Alhasil berkat kebajikan Leluhur, syukurlah buku silsilah masih utuh, ada di tangan salah seorang saudara satu suku kami. Saya tanya bagaimana bisa berada di tanganmu? Usianya lebih kecil 10 tahun dariku, ketika terjadi perusakan Kuil Leluhur, yakni pada periode Revolusi Budaya, diam-diam dia membawa buku silsilah pulang dan menyembunyikan-nya di rumah.

 

Selama bertahun-tahun tidak ada yang mengetahui hal ini, bahkan keluarganya sendiri juga tidak tahu. Setelah kami bersua, saya bilang sekarang sudah boleh diperlihatkan kepada khalayak ramai bukan?

 

Setelah diperlihatkan ternyata benar, masih dijilid pakai benang, ada sejumlah 37 buku, jika ditumpuk ada begini tingginya, 37 buku. Saya bilang Leluhur benar-benar memiliki kebajikan!

 

Begitu buku silsilah dibuka, siapakah Leluhur kami? Keturunan Fuxi, marga kami adalah keturunan dari Fuxi, Fuxi dan Shennong juga adalah Leluhur (semua orang Tionghoa).

 

Sejak ditemukannya aksara Mandarin, sejak era Huangdi sampai generasi saya ini, sudah berjumlah 136 generasi, tercatat secara jelas. Seseorang yang tidak tahu garis silsilahnya, tidak mampu membangkitkan perasaan hormat kepada Leluhurnya.

 

Marga awamku adalah Xu, salah seorang Leluhur kami bernama Xu Fu, di dalam buku silsilah tercatat, pada periode bertahtanya Kaisar Qin Shi Huang (259 SM - 210 SM), Xu Fu membawa sejumlah pengawal dan dayang istana berlayar di lautan luas demi mencari malaikat (sumber lainnya mengatakan pil hidup abadi buat Kaisar Qin), akhirnya kehilangan arah. Orang Jepang percaya Xu Fu akhirnya berlabuh di Jepang, yang juga mungkin merupakan Kaisar Jepang yang pertama, ada legenda begini.

 

Maka itu sejarah silsilah keluarga sangatlah penting! Dengan adanya buku silsilah, barulah seseorang itu tahu menyayangi keluarganya, mencintai kampung halamannya.

 

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 2 Juni 2011

 

Catatan :

Tiga maharaja dan lima kaisar adalah pemimpin Bangsa Tionghoa pada awal berdirinya sejarah Tiongkok. Tiga maharaja adalah Suiren, Fuxi, Shennong (Fuxi dan Shennong dipercayai sebagai Leluhur semua orang Tionghoa). Lima Kaisar adalah Huangdi, Zhuanxu, Kaisar Ku, Kaisar Yao dan Kaisar Shun.

 

 

 中國近代,在文化大革命的時候,把祠堂毀掉了,家譜燒掉了,我們在海外著急!祠堂毀掉了還可以建,如果家譜被燒掉那就沒法子了,我們的根就不知道了。所以念念不忘,這家譜還能不能找到?我在這十幾年當中,心裡常常掛著這樁事情。二00五年我回到老家去看看,我們這一族的人還不少,跟我同輩分的人還有三十多個,這個支派。就到處打聽家譜還有沒有?結果總是祖宗有德,家譜保全了,在一個族兄弟的手上。我問他,怎麼會在你手上?他小我十歲,那時候他年歲不大,祠堂被毀的時候,就是文化大革命的時候,他把家譜偷偷的拿回家藏起來。藏了那麼多年沒有人知道,連他家裡人都不曉得。我跟他見了面的時候,我說現在可以拿出來大家看看嗎?真的拿出來,線裝本這麼厚,三十七本,堆起來這麼高,三十七本。我說祖宗真有德!翻開家譜一看,我們老祖宗是誰?伏羲氏,我們這個姓氏是伏羲的後代,伏羲、神農都是老祖宗。從有文字記載,黃帝,從黃帝到我這一代是一百三十六代,記載得清清楚楚。人要不知道自己的根,對自己祖宗那種敬愛的心生不起來。

 

秦始皇那個時代,我俗家姓徐,徐福,這家譜裡頭都有的,他帶著一些童男童女到海上去求神仙,不知道到哪去了。所以在日本有人相信,徐福到日本來了,也可能成為日本的天皇,有這麼一個傳說。所以,家庭歷史太重要了!有這個東西人才真正愛家,愛你的鄉土,那就是愛國。中國人那麼熱愛國家,對於國家感情那麼重,就靠這個家庭歷史。外國人沒有,你要問他家幾代,大概他知道他父母,知道他祖父母,再上去他不知道了。那個對家族的愛心他怎麼能生得起來?所以這是多麼重要的一樁大事情。

 

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第四三二集)  2011/6/2  日本岡山淨宗學會  檔名:02-039-0432