Friday, September 25, 2020

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 Juli 2011 (Bgn 6)

 

 

Baik Dharma duniawi maupun Dharma non duniawi juga menekankan pada jalinan jodoh. Di dalam Dharma duniawi misalnya, pada masa kehidupan lampau dia pernah berkarir pada bidang yang sama, maka pada masa kehidupan sekarang dia memiliki bakat alami dan sangat mahir, menjadi seorang ahli.

 

Sebaliknya jika pada masa kelahiran lampau, dia tidak pernah melakukan pekerjaan tersebut, maka pada masa kehidupan sekarang dia jadi begitu asing dan kaku, terasa begitu sulit untuk menyelesaikannya, butuh waktu yang amat panjang, barulah secara pelan-pelan dia bisa memahaminya.

 

Sama halnya pula kita belajar Ajaran Tanah Suci, jika jodohnya kuat maka pasti ada jalan keluar, bagi diriku sendiri, jalinan jodohku ini termasuk sangat kuat, namun sayangnya benih sebab itu sangat lemah, makanya saat permulaan belajar Ajaran Buddha, saya tidak sanggup memercayai Pintu Dharma Tanah Suci.

 

Ini dikarenakan diri sendiri begitu pongah, merasa diri sendiri sangat cerdas dan bijaksana, berprasangka bahwa Pintu Dharma Tanah Suci dibabarkan Buddha Sakyamuni adalah diperuntukkan buat lansia. Bahkan ketika Guru Li (Upasaka Li Bing-nan) menasehatiku berulang kali, saya juga masih keras kepala, tidak menolak namun juga tidak sudi menerima.

 

Saya pernah menyampaikan pada praktisi sekalian, bagaimana akhirnya saya bisa menerima Ajaran Tanah Suci? Yakni ketika menceramahkan “Avatamsaka Sutra”, setelah belasan tahun belajar Ajaran Buddha, ketika sedang menceramahkan “Avatamsaka Sutra”, mendadak jadi tercerahkan, terpikir bahwa Bodhisattva Manjusri, Bodhisattva Samantabhadra, Pintu Dharma apa yang Mereka latih?

 

Sudhana-kumara melatih metode yang bagaimana? Barulah menyadari ternyata Bodhisattva Manjusri, Bodhisattva Samantabhadra semuanya juga melafal Amituofo membulatkan tekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati, inilah yang membuat diriku amat tercengang.

 

Kedua Maha Bodhisattva dalam Persamuan Avatamsaka tersebut, asisten pengajar Buddha Vairocana, bagaimana mungkin Mereka bisa melatih metode melafal Amituofo bertekad terlahir ke Tanah Suci Sukhavati? Bahkan membawa 41 tingkatan Bodhisattva Dharmakaya yang berada di dalam Persamuan Avatamsaka menuntut ilmu ke Alam Sukhavati.

 

Hal  ini sangat mustahil diwujudkan di dunia ini, jika anda ingin membawa seluruh umat dari Vihara A menuju ke Vihara lainnya, apakah ketua Vihara A takkan kebakaran jenggot? Apa tidak celaka!

 

Namun tidak demikian halnya dengan Buddha Vairocana, Beliau malah memuji, bersukacita, mengatakan bahwa kedua Maha Bodhisattva itu telah melakukannya dengan benar!

 

Dari sisi inilah, barulah kami mulai serius mengenal dan mendalami Ajaran Tanah Suci, kembali melakukan pengenalan terhadap Buddha Amitabha. Maka itu jalinan jodoh ini adalah dipupuk sejak masa kelahiran lampau, meskipun keyakinan hati tidak mendalam, namun jodoh kali ini sangat unggul.

 

Guru Li dapat menuruti keinginanku, saya lebih suka mendalami ajaran sutra, tidak menyukai melafal Amituofo, makanya Guru Li membiarkan diriku mempelajari ajaran sutra, alhasil setelah melewati jalur belajar “Sutra Lotus”, “Avatamsaka Sutra”, “Surangama Sutra”, barulah saya kembali mengenal Ajaran Tanah Suci.

 

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 Juli 2011

 

Tingkatan Bodhisattva :

http://daunbodhi.blogspot.com/2018/11/tingkatan-bodhisattva.html

 

 

世出世間法都要講求因緣,世間法也不例外,過去生中曾經做過的,這一生中做起來好像得心應手,很順利。過去生中沒有做過的,就感覺得很生疏,做起來很困難,必須要相當長的一段時間,慢慢他熟悉了。

 

  我們修學淨土也不例外,緣強還有辦法,我自己來說,我這個緣很強,因很弱,所以最初學佛不相信淨土。那是自己很傲慢,自己認為很聰明有智慧,淨土應該是釋迦牟尼佛度那些老太婆沒有知識的,大概是他們學的。連李老師勸我勸多少次,我不反對了,但是我不接受。我跟諸位說過,我接受淨土是什麼?講《華嚴經》,學佛十幾年了,講《華嚴經》有一天偶然的心血來潮,想想文殊、普賢他們是修什麼的?善財童子是修什麼的?經沒講到,它在後面,把後面翻出來看。翻到《四十華嚴》第三十九卷,《四十華嚴》有四十卷,三十八、三十九卷,看到文殊、普賢統統是念阿彌陀佛求生淨土,這個我很吃驚。華藏會上這兩位大菩薩,毘盧遮那如來的助教,他們怎麼會念佛求生淨土?而且還把華藏會上四十一位法身大士統統帶到極樂世界去參學。這個在我們人間是不可能的事情,你要是在這個道場,把道場所有的信徒都帶去,那個住持和尚不大發雷霆?那還得了!可是毘盧遮那不但不發脾氣,還贊成、歡喜,說兩位菩薩做得很對,不一樣!從這個地方才真正去認知淨土,重新去認識阿彌陀佛。所以這就是過去當然有,信心不深,這次的緣特別殊勝。老師能隨順我,我喜歡經教,好,你就去學經教,不喜歡念佛,你就別念佛,他順著我。所以我在《法華》、《華嚴》、《楞嚴》裡面,認識了淨土。

 

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第四九0集)  2011/7/11  香港佛陀教育協會  檔名:02-039-0490

 

 

 

 

Apa yang menjadi motivasi bagi Dharma duniawi? Yakni ketenaran dan keuntungan, jika ada ketenaran dan keuntungan di dalamnya, barulah dia mau melakukannya, berusaha mati-matian. Sebaliknya jika tidak ada ketenaran dan keuntungan yang bisa diharapkan, maka takkan ada orang yang sudi mengerjakannya.

 

Namun lain halnya dengan Buddha Dharma, yang tidak menghendaki ketenaran dan keuntungan, dia masih mengerahkan segenap daya upaya guna mewujudkannya, motivasi apa yang menggerakkannya? Yakni bertekad menyelamatkan para makhluk yang tanpa batas. Kekuatan ini sungguh dahsyat!

 

Ini juga merupakan alasan mengapa Buddha dan Bodhisattva berhasil mencapai KeBuddhaan, yakni kekuatan motivasi ini. Banyak orang yang tidak tahu, kalian para praktisi Buddhis, sesungguhnya apa yang telah kalian lakukan, tidak menghendaki ketenaran, juga tidak menghendaki keuntungan, juga tidak menghendaki hidangan lezat, dengan makanan ala kadarnya melewati hari-hari penuh kesahajaan, sudah begini masih bersukacita menjalaninya, sesungguhnya anda ini demi apa? Apakah anda masih waras?

 

Makanya dia tidak tahu, di dalam Buddha Dharma terdapat “Empat Tekad Agung Bodhisattva” yang sedang memotivasinya, terutama butir pertama, bertekad menyelamatkan para makhluk yang tanpa batas.

 

Sebelum pergi menolong orang lain, syarat pertama yang harus dipenuhi adalah memiliki etika moral, yakni menyingkirkan kekotoran batin, bertekad melenyapkan kekotoran batin yang tak berujung, sehingga mewujudkan moralitas diri.

 

Setelah mewujudkan etika moral barulah mempelajari Pintu Dharma, begini barulah betul, belajar dan melatih Pintu Dharma adalah dibangun di atas landasan etika moral.

 

Andaikata “bertekad mempelajari Pintu Dharma yang tak terhingga”, tetapi tidak memiliki moralitas, setelah berhasil mempelajari Pintu Dharma, sangat mudah jatuh ke dalam ketenaran dan keuntungan, hingga akhirnya bukan hanya tidak mampu menyelamatkan orang lain, bahkan diri sendiri mengalami kemerosotan batin. Betapa pentingnya landasan etika moral!

 

Kutipan Ceramah Master Chin Kung 11 Juli 2011

 

世間法動力是什麼?名利,有名有利就幹,拼命去幹。沒有名利誰幹?沒人幹。佛法名利都不要了,他還那麼樣起勁去幹,那是什麼力量推動?眾生無邊誓願度,這個力量可大了!這是佛菩薩為什麼能夠修成佛道,就是這個力量。許多人不知道,你們學佛的人到底幹些什麼,又不要名、又不要利,又不要好吃的,什麼粗茶淡飯勉強都過去了,還那麼歡喜在幹,你到底是為什麼?這頭腦有問題。所以他不知道,佛法裡頭有個四弘誓願在督促他,四弘誓願就是一願,後頭三個要完成它。你要去度別人,頭一個你要有德行,德行是什麼?德行就把煩惱放下,煩惱無邊誓願斷,見思煩惱、塵沙煩惱、無明煩惱統統要放下,成就德行。成就德行之後才學法門,這對的,修學法門建立在德行的基礎上。如果法門無量誓願學,沒有前面的德行,法門成就之後,很容易就墮到名聞利養去了,到最後自己不但不能度別人,恐怕就墮落掉了。道德的根基太重要!

 

文摘恭錄 淨土大經解演義  (第四九0集)  2011/7/11  香港佛陀教育協會  檔名:02-039-0490