Ketika saya masih berusia muda menjalani kehidupan yang sangat merana, seorang diri berkelana ke Taiwan, di Taiwan tiada kerabat dan sahabat sama sekali, hidup begitu susah, sementara diri sendiri juga tidak memiliki pendidikan yang tinggi, meskipun punya kemampuan tetapi tidak punya pendidikan tinggi, hari ini masyarakat menilai seseorang dari jenjang pendidikannya, saya hanyalah tamatan Sekolah Menengah Tingkat Pertama, orang lain bisa memberi pekerjaan apa padaku? Sudah jelas pekerjaan yang paling rendah, paling sengsara, alangkah memprihatinkan!
Saya bersua dengan tiga orang guruku (Profesor Fang Dongmei, Master Zhangjia, Upasaka Li Bingnan) merupakan hal yang tidak pernah terbayang olehku, mereka sangat menjaga diriku. Atas dasar apa? Saya tidak pernah mempersembahkan uang sepeser pun kepada mereka, saya tidak mempunyai uang, guru mengajariku secara sukarela, tidak mengutip iuran sekolah, masih harus meluangkan waktu khusus untuk mengajariku.
Lihatlah Profesor Fang Dong-mei khusus mengajariku seorang diri di rumahnya, setiap Hari Minggu menyediakan waktu dua jam untuk mengajariku. Atas dasar apa? Waktu itu saya merasa sungguh beruntung, belasan tahun kemudian barulah saya mengerti, atas dasar saya memiliki secuil hati yang menghormati guru dan menjunjung ajaran, tulus dan hormat.
Minimal saya masih memiliki beberapa bagian hati yang tulus dan tahu menghormati, ketulusan dan rasa hormat ini sejak kecil diajari oleh Ayahbundaku, sepanjang hidupku mengandalkan keberuntungan ini. Tanpa ketulusan dan rasa hormat, guru takkan sudi mengajarimu.
Kami sesungguhnya tidak berani memohon pada guru untuk khusus mengajariku seorang diri, saya hanya memohon agar diizinkan ikut mendengar mata kuliah beliau di kampus, Profesor Fang Dong-mei merupakan seorang dosen di Universitas Nasional Taiwan, saya hanya berharap dapat mengikuti mata kuliah beliau maka hatiku sudah merasa puas.
Namun di luar dugaan beliau malah berkata padaku, jangan belajar di kampus, beliau memberitahukan padaku : Sekolah masa kini, guru sudah tidak mirip guru lagi, murid juga tidak mirip murid lagi, kalau kamu belajar ke kampus maka takkan ada hasil yang bisa diperoleh.
Ketika mendengar perkataan ini saya merasakan seolah-olah sebongkah es membeku ditaruh di atas kepalaku, guru ini pasti tidak menghendaki diriku, maka itu wajahku dipenuhi kesedihan yang sangat mendalam, beliau dapat melihatnya.
Suasana jadi senyap hingga 5 menit kemudian, Profesor Fang Dong-mei berkata : Begini saja, tiap Hari Minggu datanglah ke rumahku, saya akan meluangkan waktu dua jam untuk mengajarimu.
Harus ke mana baru bisa memperoleh kesempatan begini? Mimpi pun takkan berani membayangkannya, saya diperbolehkan mengikuti Guru Fang belajar Ilmu Filsafat.
Walaupun saya hanya tamatan Sekolah Menengah Tingkat Pertama, di kemudian hari murid-murid Guru Fang mengetahui perlakuan istimewa Guru Fang padaku, mereka jadi tidak berani meremehkan diriku.
Demikian pula dengan Master Zhangjia, setiap minggu kami bersua se-kali, dua jam, tiga tahun lamanya, atas dasar apa? Inilah yang dikatakan Master Yin Guang sebagai ketulusan dan rasa hormat, mungkin guru sepanjang hayatnya bertemu dengan murid yang memiliki ketulusan dan rasa hormat, tidaklah banyak jumlahnya.
Maka itu berlapang hati, melihat ada murid yang berpeluang dididik, janganlah dilepaskan begitu saja, hendaknya baik-baik menuntun dirinya, membantunya supaya berhasil.
Kami berterimakasih pada budi guru, hari ini terhadap generasi muda yang bisa dididik, yang memiliki hati tulus dan hormat, kami mengerahkan segenap tenaga dan pikiran membantu dirinya.
Tempo dulu guruku membantu diriku, sehingga dapat ikut melestarikan Dharma Sejati agar berlangsung lama di dunia ini, setiap generasinya ada insan berbakat yang akan meneruskan karir Buddha menyebarluaskan Buddha Dharma dan menyelamatkan para makhluk.
Kutipan Ceramah Master Chin Kung 8 Juli 2011
我在年輕的時候遭遇是非常的苦難,一個人到台灣,在台灣無親無故,生活非常艱難,自己也沒有學歷,有能力沒有學歷,今天這個社會是需要學歷的,我的學歷初中畢業,人家會給我什麼工作?最低層的工作給我,多苦、多可憐!我遇到的三個老師都是我意想不到的,他們教我特別照顧。憑什麼?我沒有給老師送一塊錢,沒有錢,老師教我的時候是義務,不收學費而且特別教。你看章嘉大師跟方東美先生,上課在哪裡?在他家裡,一個星期給我兩個小時,星期天。憑什麼?我自己那個時候感到很幸運,十多年之後我才想到,就憑我那一點尊師重道的心,誠敬。我還有那麼幾分誠敬心,這個對老師的誠敬是小時候父母教的,這一生就佔了這個便宜。沒有誠敬,老師不教你。
我們本來不敢求老師這個教法,只是求老師准許我旁聽他學校的課程,他在台灣大學教書,我們想去旁聽他的課程就心滿意足。沒有想到他自己開口,不要我到學校去,告訴我:現在學校,先生不像先生,學生不像學生,你到學校你會一無所得。我當時聽了涼水澆頭,這老師不要了,所以我的表情當然很沮喪、很難過,他看到了。我們這樣坐了大概有五分鐘,他老人家說:這樣好了,你每個星期天到我家裡來,我給你上兩個鐘點課。這到哪裡求?作夢也想不到,我跟方老師學哲學是這樣學法的。雖然我們的學歷程度只有初中畢業,以後方老師的學生知道老師這麼對我,所以他對我們也就特別另眼相看。跟章嘉大師也是如此,一個星期見一次面,兩個小時,三年如一日,憑什麼?就是印祖所說的誠敬,還有幾分誠敬心,大概老師一生遇到學生,有這點誠敬心的不多。所以心量大,可以教的不能放過,要好好的幫助他、成就他。我們感激老師的恩,我們今天對年輕人可以教的,有誠敬心的,我們全心全力幫助他。過去老師幫助我,這才能夠讓正法久住,世世代代有人才繼續幹,續佛慧命。
文摘恭錄 — 淨土大經解演義 (第四八六集) 2011/7/8 香港佛陀教育協會 檔名:02-039-0486